Puruk Cahu – Pencapaian rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada pergelaran kongkurung, dengan peserta terbanyak dalam rangka hari jadi Pemerintah Kabupaten Murung Raya mendapat apresiasi oleh semua pihak. Salah satunya dari Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Murung Raya, dia menilai rekor MURI pergelaran kongkurung, sebagai upaya memelihara adat istiadat warisan dari nenek moyang kita,
Lanjutnnya lagi, kongkurung selain merupakan alat untuk membuat lobang sebagai tempat menanam benih padi, juga bisa dijadikan alat musik, karena dapat mengeluarkan nada yang khas apalagi jika dimainkan oleh beberapa orang.
Alat yang dimiliki oleh warga dari Suku Dayak Siang dan tidak akan ditemui di tempat lain selain di Murung Raya. Jadi bisa dikatakan kongkurung adalah identitas dari suku Dayak siang itu sendiri.
Bentuk nyata dari Pemerintah Kabupaten Murung Raya dalam menjaga budaya asli dari daerahnya,adalah dengan dicapaianya rekor Muri tersebut, jelasnya lanjut.
“Upaya Pagelaran kongkurung ini bisa dikatakan upaya untuk mempertahankan seni asli Murung Raya, sebagai bentuk dalam memelihara sifat gotong royong ditengah masyarakat dan juga menjaga alam sekitar,” tungkasnya lagi.
Pencatatan rekor ini, merupakan bentuk mempertahankan budaya asli leluhur agar tidak tergerus dengan perkembangan zaman dan diharapkan kedepan bisa menjadi wisata budaya lokal.
(Ady Natha)
0 Comments