PALANGKA RAYA - Musyawarah Wilayah II. Tariu Borneo Bangkule Rajakng Kalimantan Tengah Tahun 2024. Dengan Tema"Hapumpung Palampang Tarung Muswil II TBBR Se-Kalteng." Sub Tema Dengan Semangat Persatuan Dan Kesatuan Dengan Falsafah Huma Betang Kita Gaungkan Perjanjian Tumbang Anoi 1894."Kegiatan dilaksanakan di Aula (BGP) Balai Guru Penggerak , Jalan Cilik Riwut,Palangka Raya, Kamis(19/9/2024).
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Pimpinan Besar PM TBBR Se-Tanah Dayak, Pangalangok Jilah, Ketua umum DPP TBBR, James Mark, Ketua Umum DAD Kalteng H. Agustiar Sabran. Ketua Harian DAD Kalteng, Andrie Elia, Ketua Ikatan Cendekiawan Dayak Nasional (ICDN), Willy M. Yoseph, serta seluruh perwakilan pengurus DPD TBBR Se-Kabupaten/Kota dan perwakilan Ormas Dayak di Palangka Raya.
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Dayak Nasional (ICDN) Willy Midel Yoseph, yang juga bakal calon Gubernur Kalimantan Tengah, menghadiri Musyawarah Wilayah (Muswil) II Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) Kalteng 2024, Kamis (19/9/2024).
Dalam sambutannya, Willy menyampaikan harapan besar agar TBBR semakin eksis dan bermanfaat bagi masyarakat Dayak, khususnya di Kalimantan Tengah.
“Saya sangat bangga dengan Muswil ini, yang mengusung tema Hapumpung Palampang Tarung. Ini merupakan momen penting untuk menyatukan semangat dan menghasilkan kesepakatan yang baik bagi Kalteng,"Ucap Willy.
Ia, menegaskan pentingnya pendidikan bagi masyarakat Dayak. Menurutnya, pendidikan merupakan kunci utama dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Dayak yang tangguh dan mampu bersaing dengan daerah lain. “Pendidikan adalah hal yang harus kita prioritaskan. Jangan sampai SDM kita kalah bersaing dengan daerah lain,"jelasnya.
Lebih lanjut, Willy juga mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kebersamaan, serta melestarikan adat dan budaya Dayak agar tidak terkikis oleh kemajuan zaman. Dia menyoroti upaya yang telah dilakukan ICDN dalam menjaga bahasa Dayak, dengan menerbitkan kamus untuk lima bahasa Dayak terbesar di Kalimantan.
“Kami sudah membuat kamus untuk lima bahasa terbesar di Kalimantan, agar bahasa kita dikenal di luar daerah. Ini langkah awal, dan kami akan terus melanjutkan,"tuturnya.
Ia menambahkan, Dalam musyawarah tersebut, Willy juga menyoroti masalah infrastruktur di wilayah pedalaman. Menurutnya, pemerintah harus lebih berpihak pada pembangunan di wilayah terpencil, terutama dalam penyediaan listrik dan akses internet.
Ia berharap pemerintah pusat dan daerah dapat lebih serius memperhatikan kebutuhan masyarakat Dayak yang tinggal di pedalaman.
“Kita tidak ingin saudara-saudara kita di daerah terpencil tidak merasakan pembangunan. Pemerintah harus hadir di sana, memastikan SDM Dayak mampu bersaing dan tidak tertinggal dari suku lain.
Ia menekankan pentingnya mempersiapkan generasi Dayak yang dihormati dan dihargai dalam pembangunan bangsa. Menurutnya, identitas sebagai suku Dayak adalah sesuatu yang tidak bisa diubah, dan harus terus dijaga dan diperjuangkan.
“Darah Dayak yang mengalir dalam tubuh kita tidak akan berubah. Maka, kita harus bangga dan berjuang bersama membangun Indonesia dengan identitas itu,"tutupnya.
(Era Suhertini)
0 Comments