Sampit - Anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur, Dadang H Syamsu mendukung penuh pelestarian budaya dan adat istiadat local seperti halnya seni bela diri Kuntau Bangkui Salamat.
Dadang mengaku sudah secara langsung menyaksikan kegiatan seremonial kenaikan tingkat untuk peserta bela diri tradisional tersebut di Kecamatan Kota Besi. Acara tersebut merupakan bagian dari pengakhiran untuk murid yang sudah menempuh pelatihan dan pendidikan seni bela diri khas suku Dayak.
“Secara filosifis acara malam itu merupakan proses penyerahan ilmu dari guru kepada murid.,”kata Dadang yang dalam struktur organisasi sebagai Dewan Pembina.
Saat ini perguruan bela diri tradisional Kuntau Bangkui Salamat ini berinduk di Kota Sampit memiliki 14 ranting dengan jumlah anggota 1.100 orang.
“Kita harus melestarikan kebudayaan kita yang menjadi identitas dan kebanggan sebagai masyarakat lokal,” ucapnya.
Seni Beladiri Bangkui merupakan seni beladiri yang gerakannya di inspirasi dari gerakan hewan bangkui yaitu sejenis monyet yang hidup di belantara Kalimantan.
Bangkui digunakan sebagai jurus pamungkas untuk mematikan dan mengunci gerakan lawan, karena gerakan bangkui sendiri mempunyai banyak gerakan melumpuhkan lawan dengan hanya satu kali serangan. Untuk itu Bangkui sangat berbahaya jika digunakan secara sembarangan.
Seni beladiri Bangkui menggunakan tangan kosong dan mengandalkan kelincahan gerakan pemainnya, meski ada juga beladiri Bangkui yang menggunakan toya/tongkat.
(Hendra)
0 Comments