P. Raya

Manajemen RSUD DR. Doris Sylvanus Berikan Keterangan Terkait Dugaan Mal Praktik

PALANGKA RAYA - Suasana konferensi pers di lobby RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya menjadi tegang pada hari Rabu (20/3/2024) lalu, ketika salah seorang orangtua bayi yang meninggal angkat bicara. Afner Juliwarno, dalam keadaan emosi, menyampaikan kekecewaannya di depan awak media dan pihak rumah sakit yang tengah mengadakan jumpa pers.

Dengan penuh emosi Juliwarno menumpahkan kekesalannya, hal ini dipicu karena kematian anaknya yang terlambat saat memasang ventilator, Kemarahannya semakin memuncak karena ia merasa ditantang oleh seorang petugas rumah sakit yang juga terpicu emosi, meskipun akhirnya berhasil ditenangkan oleh petugas, orangtua bayi yang meninggal tersebut masih meminta penjelasan medis yang detail dari pihak RSUD Dr. Doris Sylvanus terkait kematian anak pertamanya.

Sementara itu, manajemen RSUD Dr. Doris Sylvanus angkat bicara terkait dugaan malpraktik yang mencuat terkait kematian bayi tersebut. Pelaksana tugas Direktur RSUD Doris Sylvanus, Ady Fraditha, menegaskan bahwa pihaknya telah menjalankan prosedur yang berlaku.

Menurut Kabid pelayanan dan medis (Yanmed) dr. Anto Fernando Abel, pasien tersebut lahir pada 9 Januari 2024 di luar RSUD Dr. Doris Sylvanus. Pada tanggal 12 Januari 2024, pasien dirujuk ke RSUD Dr. Doris Sylvanus karena gejala kembung dan muntah.

Setelah dilakukan tindakan bedah, pada tanggal 16 Januari 2024, orang tua pasien memberikan persetujuan atas indikasi sumbatan usus yang diduga megacolon atau ileus obstruksi.

Pasca operasi, pasien dirawat di ruangan sesuai dengan kondisinya. Observasi, pemeriksaan, perawatan, dan perhatian sesuai kondisi pasca operasi tetap dilakukan.

Namun, pada tanggal 25 Januari 2024, terjadi penurunan kondisi sembilan hari pasca operasi. Pasien mengalami gagal napas, kemudian dimasukkan ke ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dan dipasang ventilator.

Meskipun telah dilakukan penanganan kegawatan oleh dokter dan perawat yang bertugas, kondisi pasien terus menurun dan pada akhirnya meninggal dunia pada tanggal 25 Januari 2024.

Kendati manajemen RSUD Dr. Doris Sylvanus menegaskan bahwa prosedur yang dilakukan telah sesuai standar. Namun demikian orang tua pasien masih meminta penjelasan medis yang lebih rinci.

(Hariri)

 

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments