PATI - Pagi masih buta, matahari belum muncul dari peraduan pada Minggu (6/8/2023). Namun ibu-ibu Desa Tanjunganom, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, sudah datang ke rumah Noviana, warga yang rumahnya dijadikan tempat menginap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada Sabtu (5/8/2023) malam.
Ibu-ibu itu datang tak tangan kosong. Mereka membawa aneka makanan yang disiapkan sejak sebelum fajar. Mereka rela bangun pagi buta demi menyiapkan sarapan untuk Ganjar.
"Nggak pernah ada pejabat yang mau datang ke desa kami, bahkan sampai menginap. Makanya kami mau memberikan yang terbaik buat Pak Ganjar. Ini tadi bangun jam 3 pagi, masakin sarapan pak Ganjar," kata Siti, salah satu warga.
Siti tak sendirian, ternyata puluhan ibu-ibu di Desa Tanjunganom melakukan hal yang sama. Mereka bangun pagi dan membuat sarapan untuk Ganjar.
"Kapan lagi bisa masak buat Pak Ganjar, jadi ini rame-rame masak biar bisa sarapan bareng sama Pak Ganjar," ucapnya.
Makanan yang dibawa warga itu beraneka ragam. Ada lele mangut, mie goreng, gudangan, acar, tempe goreng dan aneka lauk khas desa lainnya. Semua makanan disajikan di atas daun jati dan daun pisang, dihidangkan di atas tikar dengan cara lesehan.
Ketika Ganjar keluar dari rumah Noviana, ia langsung disambut warga. Ganjar langsung diajak sarapan bersama dengan menu buatan warga itu.
"Sugeng injing pak, pripun istirahate nyaman mboten (selamat pagi pak, bagaimana istirahatnya nyenyak tidak). Niki warga nyuwun sarapan bareng Pak Ganjar, mumpung ting mriki," ucap kepala desa Tanjunganom.
Ganjar mengiyakan permintaan itu. Ia kemudian duduk lesehan dan sarapan bersama warga. Canda tawa bahagia tersaji dalam momen itu.
"Seneng banget rasanya bisa sarapan bareng pak gubernur. Baru kali ini bisa makan bersama pejabat, duduk lesehan dan ngobrol. Pak Ganjar asyik sekali, benar-benar pemimpin merakyat," kata Rupi'ah, salah satu warga.
Usai sarapan, Ganjar dan warga ngobrol bersama. Warga dengan semangat mengeluarkan keluh kesah pada Ganjar. Sejumlah persoalan disampaikan, mulai banjir, bantuan PKH, kemiskinan dan problem lainnya.
"Iya biasanya kalau dengan ngobrol santai seperti ini, semua uneg-uneg masyarakat bisa keluar semua. Kita coba dengarkan dan carikan solusi," kata Ganjar.
Selain mendengarkan curhat warga, momentum menginap di rumah warga dijadikan Ganjar sebagai sarana edukasi. Misalnya terkait banjir, Ganjar mengajak masyarakat peduli lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
"Tadi disampaikan problem banjir, sekalian saya mengedukasi jangan buang sampah sembarangan. Saat ngobrol warga mengaku, buang sampahnya di sungai. Perilaku ini yang harus diubah," jelasnya.
Termasuk curhatan lain soal kelangkaan pupuk hingga bantuan PKH. Ganjar selalu mengatakan, bahwa bantuan pemerintah hanya untuk warga miskin.
"Tapi tidak jarang bantuan itu tidak tepat sasaran, misalnya tadi mengaku kaya tapi dapat PKH. Nah masyarakat mesti diedukasi, selain itu pemerintah juga berkewajiban untuk menyelesaikan," pungkasnya.
(Tinus)
0 Comments