Nasional

Paku Bumi Tanah Jawa ‘Mistis’’di Gunung Tidar Magelang Jateng

MAGELANG - Gunung Tidar berada di Tengah Kota Magelang, tepatnya di Desa Magersari, Kecamatan Magelang Selatan. Kota Magelang, Jawa Tengah. Destinasi wisata ini memiliki pesona keindahan alam, memberikan sensasi yang berbeda. Tidak ada jam kunjung khusus ditempat ini, pagi, siang malam tetap saja ada wisatawan yang datang, hari biasa maupun pada saat liburan. Daya tarik Gunung Tidar tidak hanya terletak pada keindahan alamnya saja, namun juga pada kisah unik penuh mistis serta sejarah panjang yang melingkupinya. Mencerminkan pertemuan akulturasi budaya, mistisisme Jawa, religi  dan sejarah syiar  islam, ditanah Jawa. Tempat ini terkenal dengan Paku Bumi Tanah Jawa.  Jarak Gunung Tidar dengan alun-alun kota Magelang, hanya sekitar 2,6 kilometer.  Dengan perkiraan waktu tempuh 8 menit menggunakan kendaraan bermotor.

Wisata religi Gunung Tidar merupakan destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dari penjuru nusantara,hingga mancanegara. Retribusi tiket masuk bagi pengunjung sebesar Rp. 3.000,orang.

Selain sebagai wisata religi,  Gunung Tidar juga masuk dalam kawasan kebun raya sebagai hutan konservasi. Dan di lembah Gunung Tidar terdapat akademi militer sebagai kawah candradimuka yang mencetak perwira pejuang sapta marga. Berdiri pada tanggal 11 november 1957. Ada beberapa maqom atau petilasan tokoh terkenal pada zaman dahulu,  syekh subakir, kyai sepanjang, Pangeran Purboyo, dan eyang semar. Nama Gunung Tidar erat kaitannya dengan syekh subakir, seorang ulama besar dari persia,yang dikenal sebagai pendakwah islam pada masa awal penyebaran agama ini di nusantara. Syekh subakir, yang memiliki nama asli Sayed Samsudin Albakir Al-Farsi. Makom, petilasannya, di Gunung Tidar, menjadi tujuan ziarah. Beliau dikenal sebagai ulama sakti yang menguasai ilmu-ilmu islam, terkait penaklukan makhluk gaib, jin, roh jahat,dan setan.

Kehadiran syekh subakir di Nusantara dilatar belakangi  keahliannya dalam menaklukkan alam gaib di pulau Jawa yang saat itu diyakini dikuasai oleh ilmu hitam dan kekuatan jahat. Untuk menyeimbangkan kekuatan tersebut, Syekh Subakir melakukan ritual menancapkan paku, batu hitam ,yang sudah dbacakan doa, rajah, di puncak tidar untuk mengusir segala bala, marabahaya baik dari manusia maupun makhlus halus di puncak Gunung Tidar. Yang kemudian dikenal sebagai Tumbal Pakuning Tanah Jawa, singkat cerita negosiasi, kesepakatan, syeh subakir dan pamomong, penguasa tanah Jawa, penguasa alam goib,  eyang semar, sabdo palon, tokoh mitology  tertua yang diyakini sebagai leluhurnya , ajaran islam boleh di sebarkan di tanah Jawa, namun tetap menjunjung tinggi adat budaya tradisi  leluhur.

Para peziarah yang datang ke Gunung Tidar berharap dapat mengambil kebaikan dan keberkahan, dari makom waliyullah ini. Tempat ini merupakan simbol dari sejarah, spiritualitas, dan warisan budaya yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Kehadiran syekh subakir serta  cerita yang melegenda serta turun temurun menjadi buah bibir dan kepercayaan masyarakat adat,  di Gunung Tidar menambah kekayaan sejarah Jawa, sejarah nusantara.

Kota magelang, provinsi Jawa tengah, disebut sebagai paku tanah Jawa. Literatur dari buku fiksi berjudul Pakuning Tanah Jawa (2019)  bahwa gunung itu menjadi legenda untuk menyeimbangkan tanah Jawa, yang konon posisinya tak seimbang. Budaya lisan menyebutkan, Gunung Tidar berbentuk seperti kepala paku. Di tengah lapangan di atas Gunung Tidar, terdapat sebuah tugu dengan simbol huruf sa ,dalam tulisan Jawa pada tiga sisinya.  Menurut penuturan juru pelihara,  itu bermakna sapa salah seleh ,siapa salah ketahuan salahnya. Tugu inilah yang dipercaya sebagian orang sebagai pakunya tanah Jawa,yang membuat tanah Jawa tetap tenang dan aman.

Dahulu Gunung Tidar terkenal akan ke-angker-dan mistisnya, menjadi rumah bagi para jin dan makhluk halus jalmo moro, jalmo mati, setiap orang yang datang ke Gunung Tidar bisa dipastikan kalau tidak mati ya modar dan mungkin hal ini yang menjadi asal usul nama tidar.

(Olivia Teja)

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments