P. Raya

Pemprov Dorong Sektor Perkebunan Sawit

PALANGKA RAYA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mengambil langkah proaktif untuk mengatasi tantangan terkait perkebunan kelapa sawit. Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan "Mendorong Solusi Sawit Berkelanjutan pada Pola Kemitraan Perkebunan Kalimantan Tengah" dibuka oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko, di Swiss-Belhotel Danum Kota Palangka Raya pada Selasa, 12 September 2023.

Yuas Elko, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Provinsi Kalimantan Tengah, memberikan pengantar dalam acara FGD yang diselenggarakan di Swiss-Belhotel Danum Kota Palangka Raya pada Selasa, 12 September 2023. Provinsi ini memiliki total luas mencapai 153 ribu kilometer persegi dengan 14 Kabupaten/Kota di dalamnya. Sektor pertanian dan perkebunan masih menjadi basis utama dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA), dengan kelapa sawit menjadi komoditas primadona selain batu bara dan perikanan.

Dalam perkebunan kelapa sawit, luas total mencapai 3,9 juta hektar dengan partisipasi 333 unit perusahaan. Namun, hanya 1,13 juta hektar yang benar-benar beroperasi. Disparitas ini mencerminkan ketidakseimbangan antara perusahaan besar dan perkebunan kelapa sawit berbasis masyarakat. Akibatnya, kesejahteraan masyarakat di sekitar kebun masih belum memadai dan telah menimbulkan tuntutan yang semakin marak.

Yuas Elko menyatakan bahwa salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan membangun pola kemitraan yang melibatkan masyarakat dalam perusahaan perkebunan kelapa sawit. Dia juga mengingatkan tentang tuntutan masyarakat Desa Suka Mandang dan Ayawang, Kecamatan Seruyan Tengah pada bulan Juli 2023 terkait dengan janji pengadaan plasma 20% dari perusahaan PT. BJAP, yang jika tidak ditangani dengan baik, bisa memicu konflik sosial yang berdampak buruk pada investasi di Kalimantan Tengah.

Dalam upaya mengatasi tantangan ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menganggap FGD ini sebagai langkah strategis. Acara ini didukung oleh Sawit Watch Lembaga LIO (Lewu Itah Organization) dan bertujuan untuk mengidentifikasi akar masalah serta merumuskan solusi konkret yang dapat meningkatkan pola kemitraan dalam perkebunan kelapa sawit.

FGD ini diharapkan dapat mencapai kesepakatan strategis yang dapat menjadi panduan bagi semua pihak terkait, baik dari pemerintah, perusahaan perkebunan, maupun masyarakat sekitar. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat dalam industri kelapa sawit di Kalimantan Tengah.

Hasil dari FGD ini diharapkan juga akan mendukung pembuatan kebijakan di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota di Kalimantan Tengah. Langkah-langkah strategis yang dihasilkan dari FGD ini diharapkan dapat mengoptimalkan penanganan pola kemitraan dalam perkebunan kelapa sawit, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan memperbaiki citra investasi di wilayah ini. Pemerintah berharap pertemuan ini akan menghasilkan solusi konkret yang dapat membawa perubahan positif dalam industri perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah.

 

(Hariri)

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments