P. Pisau

Penanganan Stunting Akan Terus Dilakukan Di Setiap Wilayah Secara Optimal Di Tahun 2024

PULANG PISAU - Pj. Bupati Pulang pisau Nunu Andriani saat di temui dikantornya, Jumat 6 Januari 2024 menyampaikan Pada Tahun 2022 Pulang pisau masih berada di rangking 31 berdasarkan SSGI, dan E-PPBGM yang artinya Elektronik pencatatan pelaporan itu berupa Gizi berbasis masyarakat yang  didapatkan melalui posyandu- posyandu yang dikelola oleh Puskesmas, ucapnya.

Untuk data yang dihasilkan Posyandu itu biasanya per bulan, karena data E-PPBGM berdasarkan persentasenya 18,36 sekian, yang berarti masih di atas Target Nasional atau 14% dari tahun 2024 ini.  

Untuk Tahun 2023 masih menunggu akhir Januari baru rilis karena  kita belum tahu mudah-mudahan ada penurunan yang cukup signifikan. Karena selama ini kita udah melakukan upaya-upaya Bersama, Bersinergi,dan Berkolaborasi dengan semua OPD dalam hal penanganan di Tahun 2023.

Untuk Penanganan lebih lanjut pihaknya sudah membuatkan produk untuk ADD dalam hal penanganan stunting, jadi setiap desa itu ada ADD-Nya atau 70% dari satu ADD itu ada berapa persen untuk penanganan stunting di setiap desa.

Dari beberapa persen ADD itu dapat di breakdown lagi 70%-Nya. yang secara spesifik 30% untuk sensitifnya jadi semua desa itu udah fokus untuk penanganan stunting melalui ADD kemudian juga diperlukan pendampingan dari BPKP.

Di Tahun 2023, 2024 sudah ada perencanaan bagi semua OPD terkait intervensi untuk lokus-lokus stunting. Pada Minggu kemarin rapat untuk menentukan OPD dan Penentuan Lokus, jika dilihat dari SK 2024 kita ada 40 Lokus stunting.

Dari 40 desa lokus stunting ini semua OPD untuk intervensi. tetapi, kita harus audit kasus stunting, karena sebelumnya kita sudah mengaudit kasus stunting di Tahun 2023. Meskipun belum optimal, jadi di Tahun 2024 ini akan dilakukan lagi di awal tahun atau di turunan pertama audit. 

Sehingga dengan adanya hasil Audit ini dapat memudahkan intervensinya. Dan terbukti di preferensi tinggi ini. karena adanya faktor spesifik yang menjadi dominan dan faktor sensitifnya.

 

(Era Suherti/ Selin Nova Agusten)

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments