PANGKALAN BUN - Kenaikan harga kedelai impor melambung membuat para pengusaha tahu dan tempe di Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat, bersiasat agar tidak merugi dengan cara memper kecil, ukuran tahu dan tempe. Hal ini dilakukan para pengusaha agar produksi tahu tempe tetap berjalan dan tetap bertahan.
Harga kedelai impor saat ini melambung tinggi membuat para, pengusaha tahu dan tempe di kobar mengeluh. Pasalnya bahan baku untuk mengolah, tahu dan tempe yang didatangkan dari luar negeri terus mengalami kenaikan harga dalam satu bulan terakhir.
Sebelumnya harga kedelai impor, dari 350 ribu rupiah persak naik menjadi 550 ribu rupiah persak sedangkan harga eceran tertinggi, dari 7000 ribu rupiah naik menjadi 11 ribu rupiah perkilogramnya.
Menurut salah seorang pengusaha bernama syariyah yang sudah memproduksi tahu dan tempe sejak tahun 1990 menjelaskan dugaan kenaikan bahan baku pembuatan tahu dan tempe dipicu oleh naiknya biaya pengiriman dari luar negeri sehingga memaksa pengusaha tahu dan tempe memperkecil ukuran agar produksi tetap bisa berjalan, dan harga tidak perlu dinaikan karna kondisi ekonomi masyarakat.
Kenaikan harga kedelai impor bukan kali pertama dirasakan hanya saja saat ini dalam kondisi pandemi covid-19, sangat merepotkan para pengusaha karena kenaikan terjadi pada bahan dasar produksi tahu dan tempe.
(Rudi Bintoro)
0 Comments