PALANGKA RAYA - Ritus Perkawinan yang dilaksanakan oleh suku dayak , Kalimantan Tengah, yaitu pemenuhan hukum adat, atau jalan hadat, rangkaian di dalamnya adalah sangkai kambang, dan jarang di gelar dan dilaksanakan di kota besar. Prosesi sangkai kambang. Untuk menjaga dan melestarikan adat budaya, tradisi ini, Keluarga Besar Damang Kepala Adat Tualan Hulu, Sampit, Kotawaringin Timur, Leger T Kunum dan Rohani, menggelar acara tersebut pada pernikahan putrinya, yang di laksanakan di Jalan Menteng 16 Nomor 22 Kota Palangkaraya.
Perkawinan secara adat, tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari hari masyarakat adat Dayak di Kalimatan Tengah, yang mana antara unsur yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan melengkapi, religi, adat dan budaya tradisional yang adi luhung sebagai kekayaan budaya negeri ini. Salah satu nya seperti tradisi adat dan budaya Sangkai Kambang ini, yang jarang ditemui di kota besar seperti Palangkaraya, namun Keluarga Besar Damang Tualan Hulu Sampit Kotawaringin Timur Leger T Kunum, dan rohani menggelar prosesi ini, saat pernikahan putra-putrinya. Ini sebagai salah satu upaya mengenalkan, melestarikan kembali prosesi adat dayak . Adalah pasangan Winona Efra Esterini dan Bentar Dirgantara, Putra dari Krisno dan Sumbertie, pada Sabtu 19 Oktober 2024 di Jalan Menteng 16 Nomor 22 B Kota Palangkaraya.
Adapun prosesi sangkai Kambang, Sangkai dalam acara adat suku dayak merupakan tradisi adat dan budaya sebagai bentuk budaya handep atau gotong royong dalam melaksanakan hajatan besar, bentuk memperekat tali persaudaraan antar keluarga walau semua itu tidak tersurat namun tersirat .
Sangkai kambang ini dalam penampaknnya adalah sebuah rangkaian bunga kertas, kemudian uang yang sudah ditata rapi, dan tersemat di dalam rangkaian tersebut. Dikatakan juga sebagai hadiah kepada tuan rumah pelaksana hajatan tersebut, nilai dari uang tersebut jutaan rupiah hingga puluhan juta tergantung kemampuan yang memberi.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, prosesi sangkai kambang ini, adalah bagian dan nupaya pelestarian adat budaya sehingga tetap lestari dari masa ke masa tanpa tergerus zaman dan dapat terus dilaksanakan oleh generasi ke generasi.
(Hariri/Olivia Tedja)
0 Comments