P. Raya

Taman Nasional Kalteng Harus Dikelola Secara Maksimal

PALANGKA RAYA – Kalangan DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) menilai, potensi Taman Nasional di Bumi Tambun Bungai, mampu memberikan dampak ekonomi positif bagi daerah dan masyarakat apabila dikelola secara maksimal  oleh Pemerintah.

Hal ini disampaikan Anggota Komisi II DPRD Kalteng, yang membidangi Ekonomi dan Sumber Daya Alam (SDA), Ina Prayawati, Kemarin. Menurutnya, terdapat 3 Taman Nasional di Kalteng yang diharapkan memberi dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat. Yaitu Taman Nasional Tanjung Puting, Taman Nasional Sebangau dan Taman Nasional Bukit Raya.

“Saat kita melaksanakan kunjungan ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Provinsi Jawa Timur (Jatim), kita melihat bagaimana pemerintah setempat mampu mengelola Taman Nasional tersebut sebagai sumber pendapatan melalui sektor pariwisata. Hal ini tentunya dapat kita implementasikan di Kalteng, mengingat kita juga memiliki Taman Nasional yaitu Taman Nasional Tanjung Puting, Sebangau dan Bukit Raya,” ucapnya.

Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV meliputi Kabupaten Barito Timur (Bartim), Barito Selatan (Barsel), Barito Utara (Barut) dan Murung Raya (Mura) ini juga menjelaskan kawasan Taman Nasional Tanjung Puting merupakan salah satu kawasan konservasi pertama yang ada di Indonesia untuk melindungi Orang Hutan.

“Tanjung Puting pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa yang ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1937 dan pada tahun 1996, Tanjung Puting ditunjuk sebagai Taman Nasional oleh Menteri Kehutanan dengan luas seluruhnya 415.040 hektar,” ujarnya.

Sedangkan Kawasan Taman Nasional Sebangau yang memiliki keunikan karena merupakan ekosistem rawa gambut dengan luasan sekitar 568,700 hektare, dikenal sebagai ekosistem khusus air hitam,  warna hitam ini berasal dari bahan-bahan organik yang terurai di rawa gambut sehingga mengakibatkan air menghitam menjadi habitat bagi beragam ikan air tawar, satwa liar dan flora khas rawa gambut.

“Wilayah Taman Nasional Sebangau, dikenal sebagai ekosistem khusus air hitam,  warna hitam ini berasal dari bahan-bahan organik yang terurai di rawa gambut sehingga menghasilkan kunikan tersendiri. Kemudian Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya yang meliputi Kabupaten Katingan yang telah ditetapkan oleh Menteri Kehutanan tahun 2014  dengan luas 122.822,10 Hektar,” tandasnya.

Selain itu, sambung Ina, Keasrian Alam yang menarik minat wisatawan dapat memicu pembangunan daerah yang berkesinambungan dan secara bersamaan menumbuhkan peluang usaha serta peluang kerja yang tersedia karena adanya kegiatan pariwisata.

Demikian halnya terhadap Kegiatan Konservasi di Kalteng. Pasalnya, pelestarian ditujukan menciptakan ruang bersama bagi kegiatan konservasi, sosial masyarakat dan pembangunan sehingga keberadaan Taman Nasional bukan hanya sebagai kawasan konservasi, melainkan juga sebagai pendorong kemajuan wilayah.

“Ketiga Taman Nasional yang ada di Kalteng, membutuhkan harmonisasi dalam pengelolaannya, banyak hal yang harus diperhatikan, antara lain; infrastruktur, sosial masyarakat yang memahami pentingnya menjaga kelestarian alam, pemahaman pelaku usaha eccotourism mengenai strategi usaha kepariwisataan sehingga kedepannya akan mewujudkan alam yang lestari dan masyarakat Kalteng yang sejahtera,” pungkas politisi dari Fraksi PDI Perjuangan ini.


(Infodprdkalteng/Matius)

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments