P. Raya

Trauma Healing Polda Kalteng Pulihkan Trauma Anak Korban Banjir 

PALANGKA RAYA – Musibah banjir yang masih terjadi di beberapa wilayah di Kota Palangka Raya terus menjadi perhatian Polda Kalimantan Tengah. Sebagai bagian dari kepedulian terhadap warga terdampak banjir, Polda Kalteng menerjunkan tim Trauma Healing untuk memulihkan trauma bagi anak-anak di Kawasan banjir Kelurahan Kameloh Baru, Kecamatan Sabangau, Senin (27/9/2021). 

Banjir yang diperkirakan masih akan berlangsung beberapa pekan kedepan dikhawatirkan dapat mengganggu psikologi anak dan menyebabkan trauma berkepanjangan yang memicu perubahan respon sosial. 

Brigpol Sri Wahyuni, salah satu personel tim Trauma Healing Polda Kalteng, menuturkan sejumlah kegiatan diberikan kepada anak-anak korban bencana banjir untuk menanggulangi trauma. Seperti permainan dan hiburan yang dapat memberikan kebahagiaan kepada anak untuk bisa melupakan bencana yang tengah terjadi. 

“Metode yang diberikan terkhusus kegiatan kemarin menyasar anak-anak. Kami memberikan metode trauma healing dengan permainan. Mengajak anak-anak bermain sehingga mereka lupa dengan apa yang baru saja mereka alami dan memberikan motivasi agar tetap semangat untuk melanjutkan kehidupan,” ucap personel Ditlantas tersebut, Selasa (28/9/2021). 

Ia menjelaskan, Polda Kalteng memiliki tim trauma healing yang dibentuk oleh Kapolda Kalteng Irjen Pol Dedi Prasetyo yang terdiri dari gabungan Polwan dan anggota Bagpsikologi Biro SDM. Tim ini dibagi menjadi dua di bawah pimpinan Wakapolda Kalteng Brigjenpol Ida Oetari Purnamasasi, dan Kabagpsi Biro SDM Polda Kalteng sebagai koordinator untuk memberikan pelayanan trauma healing kepada masyarakat Kalteng yang membutuhkan. 

Sasaran trauma healing adalah seluruh masyarakat yang membutuhkan, yaitu yang mengalami pengalaman yang sangat mengkhawatirkan, mengganggu, ekstrim hingga mengancam jiwa dan menyebabkan trauma. Seperti bencana alam, kecelakaan serius, kekerasan seksual, perang dan peristiwa yang dapat mengguncang psikis. 

“Metode trauma healing kita sesuaikan dengan sasaran dan kejadian apa yang membuat korban trauma. Ada beberapa contoh metode, yakni play therapy, dance therapy, art therapy, talk therapy, dan cognitive behavioral therapy (CBT). Semua metode tadi bertujuan memberikan pelayanan psikologi kepada masyarakat yang terdampak peristiwa traumatic,” jelasnya. 

Terakhir, Sri berharap, melalui trauma healing yang diberikan dapat menyembuhkan atau menghilangkan kondisi traumatic korban dari rasa seperti takut, cemas, sedih, putus asa, marah hingga emosi yang labil. 

“Minimal trauma healing yang kita berikan mengurangi dampak psikis yang dialami korban,” tuturnya.

(TribrataNews/Mela)

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments