PULANG PISAU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) mencatat, dalam rentang waktu Januari hingga Agustus 2021 terdeteksi 55 hotspot atau titik panas di wilayah Bumi Handep Hapakat.
"Khusus untuk bulan Agustus ini terdeteksi dua titik hotspot di wilayah Kabupaten Pulang Pisau," kata Kepala Pelaksana BPBD Pulpis Salahudin belum lama ini.
Salahudin mengungkapkan, dari jumlah hotspot itu terdapat dua lokasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Pulpis.
"Luas lahan yang terbakar secara keseluruhan seluas 6,5 hektare,” ungkapnya.
Salahudin mengaku, pihaknya juga berupaya melakukan pencegahan terjadinya karhutla di Kabupaten Pulang Pisau.
"Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau selalu bersinergi dengan TNI, Polri untuk melakukan upaya pencegahan karhutla di wilayah Kabupaten Pulang Pisau," katanya.
Upaya pencegahan yang dilakukan yakni dengan memberikan sosialisasi pencegahan karhutla di tengah tengah masyarakat. Khususnya di wilayah yang rentan terjadi karhutla.
“Sosialisasi yang dilakukan di antaranya dengan pemasangan spanduk yang berisi larangan pembakaran hutan dan lahan,” ucapnya.
Ia juga mengaku, terkait personel dan peralatan pemadaman kebakaran (damkar) untuk penanganan karhutla juga selalu dalam keadaan siap siaga.
“Beberapa hari lalu juga sudah dilakukan apel gelar pasukan dan sarana prasarana dalam rangka Kesiapsiagaan menghadapi karhutla di kabupaten Pulang Pisau,” tandasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pulang Pisau Toni Harisinta saat kegiatan tersebut mengungkapkan, petugas penanganan karhutla dan peralatan selalu siap.
“Namun kita berharap karhutla di Kabupaten Pulang Pisau tidak terjadi,” harap Toni.
Menambahkan, dalam menekan terjadinya karhutla, bahwa upaya pencegahan melalui deteksi dini merupakan langkah terbaik daripada melakukan pemadaman saat kebakaran terjadi.
“Kabupaten Pulang Pisau yang sebagian besar merupakan lahan gambut memiliki tingkat kerawanan tinggi jika terjadi karhutla,” tutupnya.
(Antang)
0 Comments