Sosial

Asal Usul Suku Dayak, Diyakini Diturunkan dari Langit Diciptakan Oleh Ranying Hatalla Langit, Tuhan Yang Maha Esa

Siapa yang tak kenal Suku Dayak? Suku asli sekaligus suku yang mendiami Pulau Kalimantan terkontrol dengan kekuatan magisnya yang tinggi dan tak bisa dipahami dengan akal sehat. Memiliki daya tempur yang luar biasa yang membuat bangsa Belanda kalah pada zaman penjajahan. 
Suku Dayak terbagi dari beberapa rumpun suku, Ngaju, Ot Danum, Klematan (Dayak darat), Apu Kayan, Iban / Heban (Dayak Laut), Punan, dan Murut. 
Ada teori yang mengatakan suku Dayak keturunan dari bangsa Cina bagian Selatan, Yunanilah yang berimigrasi besar-besaran, melalui selat Karimata dan menyebar ke Nusantara. Pada saat zaman es permukaan diperkirakan 120 -150 meter lebih rendah dari sekarang. Dandulu kepulauan Indonesia terdiri dari daratan yang bernama Sunda yang menyediakan transisi ke pulau Kalimantan. 
Namun demikian, teori ini terbantahkan karena Suku Dayak sudah ada sebelumnya. Hal itu dibuktikan dengan adanya peninggalan kuno sebelum ada revisi. 
Menurut kepercayaan suku Dayak dalam Panaturan Tetek Tatun (Kitab Agama Kaharingan) Ranying Hatala Langit, Tuhan Yang Maha Esa, menurunkan leluhur suku Dayak dalam wadah emas, yang disebut “Palangka Bulau” (Palangka = Suci, Bulau = Emas) yaitu menggunakan tandu yang suci atau gandar yang terbuat dari emas. 
Ranying Hatal Langit kehilangan asal muasal suku Dayak di empat tempat yang saling bertentangan. Y
dan pertama di Puncak Bukit Pamatuan (Samatuan), yaitu dataran tinggi antara Sungai Kahayan dan huku Sungai Barito. Atas kehendak Ranying Hatala Langit diturunkanlah seorang Dewa bernama Antang Bajela Bulau, yang kemudian menciptakan dua orang lelaki bernama Lambung (Raja Bunu) dan Lanting (Raja Sangen). 
Kemudian Ranying Hatala Langit kalah lagi di Bukit Kaminting dan terciptalah Karangkang Amban Penyang (Raja Sangiang). 
Lalu di tempat berikutnya di atas batu granit hitam seperti bulu burung Tangkasiang, Ranying Hatala Langit kehilangan dua butir telur burung Enggang dan Elang, yang menjelma menjadi lelaki dan tiga orang perempuan. Yang lelaki bernama Litih atau Tiung Layang, yang kemudian menjadi Jata yaitu dewa yang menguasai dunia bawah air atau penguasa alam bawah.   
Sementara tiga perempuan, masing-masing bernama Kamulung Tenek Bulau, Kameloh Putak Bulau, Lentar Katingei Bulau. Kameloh Putak Bulau berlalu dan mayatnya hanyut ke laut hingga terdampar di Pulau Mako. Namun dihidupkan kembali oleh saudaranya Jata yang meminumkan kehidupan menghidupkan kembali. 
Kemudian di tempat terakhir di Puruk Kambang, Tanah Siang, di hulu Barito, oleh Ranying Hatala Langit terciptalah seorang perempuan bernama Sikan (Nyai Sikan). Dari empat tempt, sangat tercipta para leluhur suku Dayak, yang mendiami Pulau Kalimantan. Menurut kepercayaan Suku Dayak, kisah inilah yang diturnkan hingga temurun, hingga sekarang. Baik tertulis maupun tidak tertulis. Dengan demikian dalam kepercayaa Suku Dayak, suku ini diturunkan dari langit.

(BK)

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments