Sosial

Belajar Nasionalisme dan Adat dari Yogyakarta

PALANGKA RAYA – Kunjungan kerja (kunker) yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) Faridawaty Darland Atjeh, bersama dengan anggota Komisi III DPRD Kalteng mendapatkan sejumlah masukan dan pembelajaran. Tidak saja mempersiapkan pariwisata jelang era tatanan kehidupan baru, tapi juga menambah pengetahuan belajar terkait penerapan nasionalisme dan adat.

Faridawaty menegaskan, bagi Kalteng nasionalisme dan ada diterapkan secara bersamaan bukanlah hal yang baru. Kalteng yang dikenal dengan Falsafah Huma Betang, memegang teguh adat istiadat dengan tetap melaksanakan sikap nasionalisme. Hidup di Kalteng saling menghormati, tanpa memandang suku, agama, ras, ataupun golongan.

Namun, lanjut Faridawaty, ada pula hal yang menarik dari kunjungan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada saat kunker, jajaran DPRD Kalteng disambut secara langsung oleh petinggi Dikpora Yogyakarta. Uniknya, sambutan dilakukan dengan menggunakan kostum daerah Yogyakarta yang sangat terkenal. Dimana bapak-bapak menggunakan pakaian khas daerah lengkap dengan blangkon, sementara ibu-ibu menggunakan kebaya dengan jarik.

“Saya secara pribadi sangat tertarik dengan cara gubernur Yogyakarta dalam membangun, dan memelihara rasa nasionalisme yang dibalut dalam budaya. Rupanya, gubernur Yogyakarta mengeluarkan instruksi bahwa setiap Kamis Pahing para aparatur sipil negara (ASN) menggunakan busana daerah Yogyakarta, dan menggunakan bahasa daerah,” kata srikandi Partai NasDem ini, saat menyampaikan hasil kunjungan ke Dikpora Yogyakarta, Kemarin di Palangka Raya.

Meskipun menggunakan bahasa daerah dalam keseharian, kata Faridawaty, pemerintah setempat tetap menggunakan Bahasa Indonesia apabila dalam forum resmi dan formal. Hasil kunjungan juga diketahui hal yang cukup menarik, dimana setiap jam 10 pagi ada bunyi sirene yang mewajibkan semua ASN berdiri untuk bersama mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan menyenandungkannya.

Sekarang ini juga, lajut Faridawaty, Yogyakarta sedang melakukan persiapan jelang pembelajaran tatap muka. Dipilih 10 sekolah yang dinilai siap dan menjadi refresentasi untuk dilaksanakan pembelajaran tatap muka. Setiap kabupaten dan kota di Yogyakarta dapat mengajukan 2 sekolah refresentasi.


(Infodprdkalteng/Matius)

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments