PALANGKA RAYA – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Palangka Raya hingga saat ini terus berupaya melakukan penangkapan terhadap monyet ekor panjang yang telah menyerang enam warga di Jalan Ahmad Yani, komplek PDAM Bawah.
Bahkan, saat ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah (Kalteng) turut terlibat dalam upaya pencarian monyet ekor panjang tersebut. Namun, hingga kini monyet tersebut belum kembali terlihat.
Kepala BKSDA Kalteng, Nur Patria Kurniawan, mengatakan secara spesifik penyerangan primata kepada manusia bisa disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor tersebut, yakni pada saat monyet dalam masa birahi, lalu terkena penyakit rabies dan juga kebiasaan diberi makan oleh warga.
“Pada kasus terkena rabies, monyet ini biasanya akan lebih nyaman ketika setelah menggigit,” katanya, pada saat dikonfirmasi, Minggu 9 Januari 2022.
Kemudian, adanya masyarakat yang memberi makan kepada satwa liar juga bisa berdampak pada perilaku primata itu sendiri. Yang tadinya mampu mencari makan, namun kemudian tergantung dari pemberian.
“Karena itu sangat penting mengedukasi masyarakat agar tidak memberi makan satwa liar karena mampu merubah perilaku dari hewan itu sendiri,” ucapnya.
Untuk dapat menangkap monyet ekor panjang tersebut, perlu memperhatikan kebiasaan dari hewan tersebut, khususnya pada monyet ekor panjang yang biasanya bergerak sepanjang hari.
Petugas harus dapat mengintai gerak-gerik monyet tersebut hingga ke tempat ia beristirahat. Pasalnya, jika hewan yang merupakan tipe bergerak sepanjang hari, masa istirahatnya juga akan panjang.
“Makanya nanti petugas kita akan menanti saat monyet itu terlihat dan beristirahat baru bisa dilakukan penangkapan,” pungkasnya.
(Deddi)
0 Comments