P. Raya

Mangaruhi Adat Nenek Moyang Cara Menangkap Ikan Ramah Lingkungan

PALANGKA RAYA - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Adiah Chandra Sari Dan UPT Taman Budaya Wilda D.Binti, menyaksikan Lomba Mangaruhi yang dilaksanakan di Gor Indoor Tuah Pahoe, Palangka Raya Provinsi Kalteng, Sabtu (27/5/2023). Mangaruhi sendiri adalah adat budaya Nenek moyang kita pada jaman dahul tatkala, manangkap ikan memakai Tangan

Acara Lomba Mangaruhi Ibu Wilda bertindak sebagai Koordinator dan sebagai juri lomba Suraji, Hansli dan Hermanto.  Adiah Chandra Sari Mengatakan Tradisi adat dan budaya suku dayak yag identik jaman dulu mencari ikan atau menangkap ikan dengan hanya menggunakan tangan, di sebuah kolam atau sungai yang ramah lingkungan dan tidak merusak Alam.

Lomba Mangaruhi di ikuti oleh regu putra dan putri dari 12 Kabupaten/ Kota Se Kalteng, yaitu Kabupaten Lamandau, Kobar, Katingan, Barito Utara, Seruyan, Murung Raya, Kapuas, Barsel, Pulang Pisau, Sukamara, Gunung Mas, dan Kota Palangka Raya. Masing masing regu beranggotakan dua orang,” Ucap Adiah.

Dalam lomba mangaruhi ini jenis ikan yang digunakan adalah Ikan Belut dan ikan Gabus. Berdasarkan jumlah yang didapat ikan belut nilainya dikali 2 , sedangkan ikan Gabus Nilainya 1.

“Mudah mudahan adanya lombaini,  Mangaruhi dikenal oleh generasi muda  sehingga mereka bisa menerapkan bagaimana Nenek Moyang kita dahulu mencintai Alam dan lingkungan tidak merusak Alam, Jelasnya Adiah."

Untuk Juara Mangaruhi Kategori Putra sebagai JuaraPulang Pisau, Juara II Seruyan dan Juara III Barito Selatan. Pemenang lomba mangaruhi untuk kategori Putri Juara I Barito Sekalan, Juara II Murung Raya dan Juara III Seruyan.

(Era Suherti)

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments