Ekonomi

Pegiat Desa Melek IT, Cepu Supriyanto: Untuk Tebus Go Global, UMKM Harus Go Modern Dan Go Digital

JAKARTA - “Agar UMKM bisa diterima pasar global (Go Global), bila produk UMKM harus terlebih dahulu berinovasi (Go Modern) dengan memperhatikan aspek kualitas dan kuantitas produk, serta memanfaatkan sarana teknologi informasi (IT) dalam melakukan kegiatan pemasaran. Setelah itu, baru masuk Go Digital. Dengan begitu, produk UMKM kita bisa go global. E-commerce merupakan sarana yang mudah bagi pembeli maupun penjual untuk bertransaksi melakui sistem jaringan internet dapat menjangkau pasar yang sangat luas. E-commerce bisa membantu UMKM menembus pasar ekspor. Jangkauan media internet yang sangat luas menjadi peluang bagi UMKM untuk menembus pasar internasional,” kata Cepu Supriyanto pemilik WWW.INFOKABINET.ID sekaligus pegiat Desa Wisata dan Desa Melek IT di sekitar Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar), Jogjakarta, 21 Desember 2019. UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah sedang diminati banyak masyarakat di Indonesia. Tidak heran bila UMKM merupakan kelompok usaha yang paling besar di Indonesia dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 60%. Selain itu, bisnis UMKM ini lebih kuat dalam menghadapi krisis global. Untuk bisa menghadapi pasar global memang tidaklah mudah, karena produk UMKM akan bersaing dengan produk negara lain. Untuk menyiasatinya dibutuhkan strategi yang tepat untuk mengembangkan UMKM agar bisa bersaing menghadapi pasar global. Menghadapi gempuran produk impor, pelaku UMKM Tanah Air lebih baik menerapkan strategi menyerang. Selain harus mempertahankan produk UMKM dalam negeri agar mampu bersaing dengan produk impor, pelaku usaha juga harus menggempur pasar global. Presiden Joko Widodo juga mengingatkan agar produk-produk UMKM juga membanjiri pasar domestik Indonesia yang besar. Ia tidak ingin jika pasar di dalam negeri justru dikuasai produk-produk asing karena UMKM Indonesia terlalu fokus untuk mengekspor produknya. “Caranya hanya satu bagaimana kita bisa berkompetisi dengan mereka, dengan produk-produk impor itu. Entah dari sisi harga, entah dari sisi desain, entah dari sisi kemasan, harus menang. Artinya apa? Jangan sampai kita meninggalkan pasar domestik, terlalu konsentrasi ke ekspor, sehingga yang di dalam negeri justru diserbu oleh barang-barang dari luar. Pasar di dalam negeri dikuasai, tetapi setelah itu masuk ke pasar global dalam rangka menaikkan devisa kita,” imbuh Presiden Jokowi.

 

(Infokabinet/Tinus)

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments