BARITO SELATAN - Yulius Candra, covid-19 selama diisolasi di ruangan darurat RSU Jaraga Sasameh, punya cerita sendiri selama dikarantina. Ia menyebut tak ingin lagi mengingatnya, bahkan berda tak kan pernah lagi mengalami pengalaman menyedihkan tersebut.
“Ruang yang digunakan sebagai rumah sakit darurat untuk menangani pasien virus korona (Covid-19) yang diisolasi, tak layak, bahkan lebih baik tinggal penjara,” ujarnya bercerita, Rabu (08/07).
Bukan tanpa alasan, jika pria ini menilai, penjara dinilai lebih baik, dari ruang yang digunakan sebagai rumah sakit darurat untuk menangani pasien virus korona (Covid-19) yang diisolasi. Bahkan ia sempat menuliskan pengalamanya, di dunia maya Facebook (FB).
“Kondisi lantainya jorok , kami juga kesulitan untuk mendapatkan sumber air yang dibutuhkan, tersedianya peralatan kebersihan seperti sapu, pel, ember pun disiapkan sendiri,” unggahnya kala itu.
Ia menyebut, semua dilakukan mandiri, nyuci sendiri, jemur sendiri. Kecuali makan pagi, siang, malam disediakan.
“Tapi apa yang kami terima , tidak sesuai apa yang di sampaikan Direktur RSU Jaraga Sasameh dan Kanit Humas Rumah Sakit Jaraga Sasameh kepada beberapa media,” tegasnya.
Yulius Candra yang dikarantina terpapar Covid-19, mengakui, isolasi tesebut memang sangat penting untuk menekan laju penyebaran virus korona yang semakin bertambah setiap harinya, jikalau memang benar ia adalah pasien terpapar Covid-19. Sebab ia pun masih meragukannya.
Sebab dinyatakan, imbuhnya, penyebaran virus korona dari orang ke orang terjadi terutama melalui droplet yang dihasilkan dari air liur ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang-orang yang berada di dekatnya yang mungkin terhirup ke dalam paru-paru. “Tetapi beda dengan kami,” tegasnya.
Bahkan saat ada kunjungan dari DPRD Provinsi Kalimantan Tengah ke Rumah Sakit Jaraga Sasameh para pasien yang dikarantina, disuruh pindah kamar dan diajarkan berbohong, agar memberikan kesan pelayanan yang terbaik selama di karantina bila nantinya di tanya oleh DPRD Provinsi Kalimantan Tengah.
(AM/JJ)
0 Comments