Barsel

Perlunya Mengenali Gejala DBD Sejak Dini

BUNTOK – Dari awal Bulan April 2022 Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah sudah mengalami musim penghujan. Oleh sebab itu Wakil Ketua I DPRD setempat Nyimas Artika Dewi menghimbau kepada seluruh masyarakat perlunya mengenali gejala penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) sejak dini yang ditimbulkan akibat dari serangan nyamuk Aedes Aegypti.

"Penderita yang terinfeksi virus tersebut menunjukkan keluhan atau gejala demam disertai dengan penurunan trombosit dan hermatokrit," kata Nyimas Artika saat dikonfirmasi setelah RDP dengan Pemerintah, di Buntok, Rabu (06/04/2022).

Penularan virus Dengue ini, imbuhnya, melalui gigitan nyamuk dan banyak terjadi di tempat yang padat penduduk, sehingga demam berdarah lebih bermasalah di daerah perkotaan dan DBD ini adalah penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan. "Karena sebagian besar penderita penyakit ini adalah anak-anak," ditegaskannya.

Ia menerangkan, untuk demam berdarah ringan akan menyebabkan demam tinggi dan gejala seperti flu. Sementara untuk demam berdarah yang parah, bisa menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba (syok) dan bahkan kematian.

"Penyakit ini bisa menyebabkan demam tinggi hingga 40 Derajat Celsius. Selain itu, beberapa gejala lainnya, antara lain, sakit kepala, nyeri otot, tulang atau sendi, mual dan muntah, sakit di belakang mata, kelenjar bengkak serta ruam," ujarnya.

Sayangnya tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini. Saat pulih, penderita harus minum banyak cairan dan segera menghubungi dokter jika memiliki tanda dan gejala dehidrasi seperti, berkurangnya buang air kecil, sedikit atau tidak ada air mata, mulut atau bibir kering, dan kelesuan atau kebingungan serta ekstremitas dingin atau lembap.

"Obat yang dijual bebas seperti acetaminophen dapat membantu mengurangi nyeri otot dan demam. Bagi mengidap penyakit ini, harus menghindari jenis obat pereda nyeri lainnya, termasuk aspirin, ibuprofen dan naproxen sodium. Pasalnya, obat pereda nyeri ini dapat meningkatkan risiko komplikasi perdarahan," kata politisi Golongan Karya (Golkar) Barito Selatan ini.

"Penderita DB yang parah, memerlukan perawatan suportif di rumah sakit, penggantian cairan dan elektrolit intravena (IV), pemantauan tekanan darah dan transfusi darah untuk menggantikan kehilangan darah,"tutur Nyimas Artika Dewi.

 

(Ary Mampas)

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments