SAMPIT – Hampir setiap acara atau kegiatan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) saat pembukaan, tamu undangan dihibur dengan indahnya tarian khas daerah oleh pemuda dan pemudi. Tak jarang usai menari mereka mendapat uang saku dari Bupati Kotim Halikinnor.
“Sekarang jarang pemuda dan pemudi kita yang mau belajar tarian daerah, mereka lebih tertarik dengan modernisasi,” kata Halikinnor, Selasa 7 Maret 2023. Lanjutnya, para generasi muda itu beranggapan kesenian daerah itu ketinggalan zaman dan kampungan. Sehingga sebagian dari mereka enggan mempelajarinya. Padahal, menurut Halikin kebudayaan daerah, baik itu keseniannya, jika dilestarikan dengan baik akan memiliki nilai jual, karena mampu menjadi daya tarik wisatawan.
“Lihat negara maju seperti Korea, Jepang, Cina. Budayanya sangat dijaga. Termasuk Bali, adat istiadatnya itu jadi daya tarik wisatawan. Saya mau kebudayaan kita jangan tergerus oleh zaman. Silahkan ikuti modernisasi, teknologi juga, bahkan kita harus melek itu. Tetapi jati diri atau kebudayaan daerah kita khususnya, jangan hilang,” ucapnya.
Oleh sebab itu, dirinya selalu mengapresiasi pemuda dan pemudi yang masih mempelajari kebudayaan daerah. Dengan harapan mereka lebih semangat dalam mengenal budaya Kotim, dan melestarikannya kelak. “Makanya saya sering ngasih uang saku. Karena jarang sekali ada pemuda yang mau menari tarian daerah. Dengan begitu diharapkan bisa memotivasi mereka mencintai kebudayaan seperti kesenian yang ada. Jangan sampai anak cucu kita hanya mendengar namanya saja tentang budaya ini,” tutupnya.
(Era Suherti)
0 Comments