P. Raya

Detik-Detik Jelang Trisuci Waisak

PALANGKA RAYA - Peringatan Hari Raya Waisak di Wihara Nagarjuna digelar dalam berbagai rangkaian upacara dan sembahyang, diikuti Umat Buddha dengan protokol kesehatan ketat. Jumlah umat yang mengikuti prosesi ini dibatasi tak lebih dari separuh kapasitas normal, dengan tetap mengatur jarak dan memakai masker.

Rangkaian Waisak diawali upacara Mandi Buddha pada Rabu (26/5/21) pagi. Setelah biksu memimpin doa, umat secara bergantian menuang air suci kepada patung bayi Siddharta, Mandi Buddha ini sebagai simbol penyucian jiwa untuk membersihkan kotoran batin dalam diri masing-masing. Kemudian di siang hari, upacara dilanjutkan dengan pembacaan kitab suci Pa She Pa Fo Ta Chan Hui Wen (Pertobatan Mulia dari 88 Buddha), Oleh umat secara bersama-sama.

“Kitab ini menceritakan pertobatan dan penyesalan. Pengertiannya tidak sama, Chan (bertobat) adalah memohon untuk dimaafkan; Hui adalah pernyataan penyesalan atas kesalahan,” terang Duta Sutra. Lebih lanjut Duta Sutra mengatakan, dengan kita membaca kitab ini, diharapkan keyakinan umat akan Buddha yang menjadi panutan dan perlindungan akan semakin kuat. Setelah itu pada puncak perayaan, tepat pukul 18:13:30, umat Buddha akan melakukan meditasi yang disebut “Detik-Detik Waisak”.

Setelah meditasi detik-detik Waisak, biasanya umat akan berkumpul merayakan sukacita dengan makan bersama berkah Waisak. Namun karena pandemi, acara ini ditiadakan. Sebagai gantinya, berkah Waisak akan dibawa pulang untuk dinikmati bersama keluarga di rumah. Selain rangkaian acara sembahyang, umat juga mengadakan bakti sosial. Peringatan Trisuci Waisak tahun ini mengambil tema besar ‘Bangkit Bersatu untuk Indonesia Maju’. Melalui tema tersebut Duta Sutra berharap segenap umat Budhha mempunyai kepekaan sosial untuk membantu beban penderitaan sesama yang terdampak pandemi Covid-19.

 

(DEDDI)

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments